Saturday 25 February 2017

DIY: Marbling with Nail Polish

Halo! Ga kerasa kita udah masuk di minggu ke-tiga #WeekendProjectWithOctober18th. Bagi teman-teman yang udah buat DIY: Leaves Stamp Pin Board kemarin, bisa banget upload hasil karya kamu di instagram dan tag @oct18thstore yaa :). Kali ini, aku mau berbagi tutorial marbling menggunakan nail polish atau biasa disebut kutek. Marbling ini bisa diterapkan di berbagai media seperti mug, kertas, vas bunga, dan sejenisnya. Cocok buat kamu yang pengen menghias mug atau keramik polos kamu jadi lebih berwarna!

Alat dan bahan yang diperlukan kali ini adalah sebagai berikut:



Cara membuat:

1. Siapkan alat dan bahan di atas.
Kutek: berdasarkan trial and error yang aku lakukan, tidak semua jenis kutek cocok untuk marbling. Kamu bisa mencoba berbagai jenis kutek dan cari mana yang paling baik :) Dari percobaan aku kemarin, kutek merk Maybelline yang cukup oke untuk marbling.
Cangkir: kamu bisa mencoba berbagai ukuran cangkir/keramik sesuai keinginan.
Wadah air: untuk wadah air ini, kamu bisa memakai ember atau wadah bekas es krim yang besar, yang sekiranya cukup untuk meletakkan cangkir kamu.
Tusuk gigi: kamu bisa beli ini hampir di mana saja, atau ambil dari tempat makan terdekat :)

2. Tuangkan air hangat hingga kurang lebih tiga per empat tinggi cangkir ke dalam wadah air.
Tinggi air dapat disesuaikan dengan keinginan kamu, yang penting cukup untuk merendam bagian yang ingin kamu marbling. Apabila airnya sudah agak dingin, lebih baik diganti dengan air hangat yang baru untuk hasil yang lebih baik.


3. Teteskan segera kutek, sesuai warna yang kamu inginkan, ke dalam air tersebut.
Saat menuangkan kutek, usahakan tetesannya tersebar merata di permukaan air (jangan biarkan mengumpul di satu tempat). Apabila ada kutek yang mengendap di satu tempat (bentuknya seperti gelembung berisi air), segera pecahkan dengan menusuk gelembung kutek dengan tusuk gigi.



4. Selagi kutek diteteskan, atur pola yang terbentuk dengan menggunakan tusuk gigi.
Kamu bisa membentuk pola yang kamu inginkan dengan menyentuhkan tusuk gigi di permukaan air dan menggerakkan tusuk gigi sehingga kutek yang telah diteteskan membentuk pola sesuai dengan arah gerakan. Proses ini juga sebaiknya kamu lakukan dengan cepat sebelum kuteknya mengering dan menempel di tusuk gigi yang kamu gunakan.


5. Setelah pola terbentuk, tunggu sebentar hingga kutek terlihat sedikit mengering.
Pada tahap ini, kutek akan terlihat kurang lebih seperti saat kutek sudah mengering di kuku. Pastikan dengan baik bahwa kutek telah mengering. Kutek yang masih basah akan mengganggu proses marbling.
 
6. Celupkan cangkir ke dalam air tersebut, diamkan sebentar, dan angkat dengan segera.
Proses ini cukup bikin deg-degan loh! Soalnya proses ini yang memperlihatkan apakah marbling yang dilakukan berhasil atau tidak. Saat mengangkat cangkir, usahakan lakukan dengan segera.







7. Ta-daa! Pola dari kutek yang berada di air telah menempel di permukaan cangkir kamu :)
Pola alami yang terbentuk dari kutek akan menempel dengan indah di cangkir polos kamu!


Jangan berhenti mencoba apabila hasil marbling pertama kamu kurang memuaskan. Pada saat percobaan awal aku juga sempat mengalami kegagalan seperti: kutek yang tidak menempel di cangkir, pola yang terbentuk aneh, hingga masalah seperti kutek yang mengelupas saat cangkir diangkat.

Untuk mengatasi masalah seperti itu, kamu bisa menggunakan aseton/nail polish remover untuk menghilangkan sisa marbling sebelumnya dan bisa mengulang langkah-langkah di atas. Apabila masih mengalami kesulitan, kamu bisa mengajukan pertanyaan di kolom komentar di bawah atau DM instagram @oct18thstore :) October 18th akan dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu :). Berbagai macam tips & tricks juga bisa kamu cari di Pinterest/YouTube.

Selamat mencoba :)


Saturday 18 February 2017

DIY: Leaves Stamp Pin Board

Yaaay sudah masuk minggu kedua DIY #WeekendProjectWithOctober18th nih! Bagi teman-teman yang sudah mencoba tutorial Animals Jar, jangan lupa diupload ke Instagram dan tag @oct18thstore yaaa :) Naaah, sekarang aku mau berbagi tutorial untuk membuat pin board sederhana yang bisa kamu pakai untuk menempelkan notes, foto, atau potongan gambar yang bisa menambah mood kamu ketika sedang bekerja ;)

Alat & Bahan:

Cara membuat :

1. Siapkan alat dan bahan seperti di atas.
  • Daun : pilih daun yang segar dan tidak terlalu lunak agar lebih mudah ketika dicat.
  • Kain : sebaiknya menggunakan kain katun agar cat dapat menempel dengan baik. Pada project ini aku menggunakan kain katun drill.
  • Cat Acrylic : kamu bisa pakai merk dan warna apapun.
  • Pigura : aku menggunakan pigura ukuran 8R berbahan kayu agar terlihat lebih natural ;) Pigura ini bisa kamu beli di Jonas Photo dengan harga Rp 25.000.
2. Tempatkan bagian belakang pigura di atas kain. Buat garis pada kain yang membentuk pigura dengan tambahan jarak +/- 3cm dari tiap ujungnya. Garis ini akan membantu kita untuk menentukan batas kain yang akan diberi cap. Setelah digaris, potong kain mengikuti garis tersebut.

3. Pilih daun mana saja yang ingin kamu cap. Buat rancangan layoutnya dengan cara menempatkan daun pada posisinya masing-masing, di atas kain. Tapi kalau kamu lebih suka menempatkan daunnya secara spontan pas lagi ngecap, that’s okay too!

4. Siapkan cat dengan warna yang kamu suka. Karena temanya greenery, aku menggunakan warna hijau tua dan coklat. Warna hijau tua dihasilkan dari pencampuran warna biru dan kuning, sedangkan warna coklat dihasilkan dari pencampuran warna biru-kuning-merah. Perbandingan tiap warna dikira-kira aja, kalau mau hijau tua berarti banyakin birunya daripada kuning; kalau mau coklatnya lebih muda tinggal ditambahin kuning, and so on sampai kamu menghasilkan warna yang kamu suka. Jangan takut untuk bereksperimen ya!

Here’s the hardest part. Untuk ngecap daun ke kain ternyata tidak semudah yang dibayangkan loh! Aku saranin, sebelum ngecap ke kain yang mau dipakai, sebaiknya kamu uji coba dulu ke kain lain untuk menentukan style apa yang paling cocok untuk kamu gunakan. Setelah berbagai trial & error, aku mendapatkan cara yang paling cocok adalah seperti ini :
Permukaan yang diberi cat adalah bagian belakang daun karena tulang-tulangnya lebih terlihat jelas, jadi akan lebih bagus hasil cap nya.  Kamu bisa menyapukan cat menggunakan kuas atau sponge, tapi jangan terlalu tebal yaa! Kalau terlalu tebal, nanti tulang-tulang daunnya malah ketutupan dan nggak kelihatan jelas di kain.

5. Sapukan cat ke permukaan daun secara merata. Untuk bagian ini, kamu harus menyediakan alas supaya tidak mengotori tempatmu bekerja, bisa menggunakan kertas atau plastik bekas. Proses mengecat daun ini harus dilakukan dengan cepat, karena jika terlalu lama, catnya akan keburu kering duluan sebelum ditempel ke kain.



6. Tempelkan daun yang sudah dicat ke permukaan kain, terus ditekan-tekan dengan lembut agar daun menempel. Tutup daun mengunakan tisu, lalu ratakan menggunakan roll kayu, botol, atau benda apapun yang berbentuk silinder. Karena di rumahku nggak ada roll kayu, jadinya aku menggunakan botol pylox deh :D Pada saat nge-roll kalengnya, pelan-pelan aja yaa biar posisi daun nggak bergerak-gerak. Tisu berfungsi untuk menyerap kelebihan cat, jadi akan mengurangi resiko catnya bleber ke kain.  

7. Kalau sebelumnya adalah bagian tersulit, nah sekarang ini bagian ter-degdegan! Setelah sekitar 3 kali bolak-balik ngeroll, tisunya diangkat, terus daun juga pelan-pelan diangkat. Kalau daun yang digunakan itu tipe yang menjari (seperti daun singkong atau pepaya), angkat bagiannya satu-persatu. 



8. Yaaay! Gimana hasilnya? Semoga bagus dan tulang-tulang daunnya keliatan semua yaa! Naaah ulangi tahap 5-6 untuk semua daun yang mau dicap. Setiap daun hanya bisa dicap sekali aja yaa, karena jika daun yang udah dicap terus dicat ulang, nanti hasil ke kainnya nggak akan bagus karena cat yang sudah mengering ikutan terkelupas saat kamu mengecapnya ke kain. Jadi, untuk setiap tipe daun, kalau bisa sediakan dengan jumlah berlebih ya untuk jaga-jaga kalau ada daun yang gagal.


9. Setelah kainnya penuh, angin-anginkan agar catnya kering dengan sempurna. Sambil menunggu cat kering, kamu bisa membuat pin boardnya. Pada project ini aku menggunakan 2 lembar kardus bekas air mineral. Kardusnya dipotong dengan ukuran yang sama dengan bagian belakang pigura. Untuk memotongnya, kamu bisa menggunakan cutter atau gunting. Setelah mendapatkan ukuran yang pas, gabungkan kedua kardus menggunakan selotip. Kardus yang ada di rumahku ini agak tipis, jadi aku menggunakan 2 lembar biar nantinya, pin/paku payung bisa menempel dengan baik.  




10. Atur posisi kain agar menutupi kardus. Selotip sisa kain ke pinggiran kardus bagian belakang. Masukkan ke dalam pigura, tutup dengan bagian belakang pigura, dan tadaaaaa!! DIY pin boardmu sudah selesai dan siap untuk ditempeli notes dan foto-fotomu :)   








Setelah dipasang di pigura, entah kenapa hasil cap yang awalnya ada fail-fail nya dikit, berubah jadi bagus dan bikin hati seneng banget! Jadi kalau ternyata hasil cap mu dirasa kurang perfect, tunggu sampai bagian kamu membalikkan pigura dan melihat hasil akhirnya ya! Selamat mencoba!


Sunday 12 February 2017

October 18th @ Tumpah Ruah #4 dan Workshop Memphis Hand Embroidery Drawstring Bag

Halooo!

Jadi tanggal 5 Februari 2017 kemarin, October 18th buka stand di Pasar Tumpah Ruah di Gudang Sarinah Ekosistem, Pancoran, Jakarta. Tim October 18th berangkat dari Bandung pukul 05.30 naik mobil dari nebengers! Lumayan murah dan praktis loh, terutama buat kita yang bawa barang banyaaaak banget! (fyi aku bawa dua koper dan satu carrier) :)

Pukul 08.00, kita udah sampai di Jakarta. Alhamdulillah jalanan lancar jadi Bandung-Jakarta bisa ditempuh dalam 2,5 jam saja, ditambah mobil yang kita tebengin mau nganterin sampai Gudang Sarinah :'''') Sesampainya di Gudang Sarinah ternyata kita kepagian dan pintu masuk ke venue standnya belum boleh dimasukin. Jadi kita nunggu sambil liat-liat mural di area gudang deh :) Oh iya, Gudang Sarinah sekarang udah direnovasi dan dikasih dinding-dinding beton gituuu. Semoga ke depannya jadi semakin nyaman yaa

Sekitar jam 9 akhirnya October 18th bisa loading barang dan beberes ngedekor meja. Buat kamu yang tertarik untuk buka stand di Tumpah Ruah, siap-siap bawa perlengkapan tambahan buat naro barang-barang kamu (kalau bawanya banyak). Soalnya di Tumpah Ruah ini standnya berupa satu meja berukuran standar dan dua bangku. Koper dan carrier October 18th pun penuhnya bukan karena barang jualan, tapi perlengkapan dekor wkwk.

Semakin siang crowd di Tumpah Ruah semakin ramaaai! Ini kali ketiga October 18th buka stand di Tumpah Ruah dan menurut aku ini crowd terbaik di tumpah ruah sebelumnya. Seneng banget liat para pengunjung tertarik dan excited ngeliat handmade macrame watch dari October 18th :') Dari beberapa narasumber yang aku wawancara (haha, gak wawancara juga sih ya), cukup banyak yang baru pertama kali ke Tumpah Ruah ternyata.. Buat temen-temen yang mau liat barang-barang yg anak muda bgt dan murah-murah, sempetin mampir yuuk di Tumpah Ruah bulan depan. Ada October 18th juga loh insya Allah :)

Selain buka stand, October 18th juga ngadain workshop loh di Tumpah Ruah! Workshopnya bikin Memphis Style Hand Embroidery Drawstring Bag. Tempat workshopnya di luar venue stand, di selasar depan yang dekat dengan tembok bermural gitu. Artsy banget gak sih? wkwk.


Jadi, kita belajar cara membuat basic hand embroidery untuk membuat pattern ala memphis. Ciri khas dari memphis adalah warna yang digunakan cenderung kontras dan terdapat bentuk-bentuk asimetrikal di dalamnya. Yuk kita lihat bagaimana serunya!





Saturday 11 February 2017

October 18th Crafty Party!: Synthetic Leather Bucket Bag

Hallooo! Setelah tulisan sebelumnya membahas tentang playdate yang dilakukan sebelum workshop ini, aku mau cerita tentang keseruan October 18th Crafty Party edisi Synthetic Leather Bucket Bag :)

Nah, apa yang unik dari workshop kali ini? Yup, ini pertama kalinya ada peserta cowok di workshop October 18th!! Senang sekaligus awkward dan ga nyangka banget, karena biasanya yang ikutan ciwi-ciwi gitu. Jadi, untuk the next #oct18thCraftyParty, cowok-cowok (semoga) udah ga malu-malu lagi buat daftar workshoop!



Pada workshop ini, kita menggunakan bahan yang berbeda dari yang digunakan pada playdate sebelumnya. Bahan yang digunakan kali ini jauh lebih tebal sehingga kelihatan lebih pricey, elegan dan kuat. Penggunaan bahan ini ternyata menambah tantangan loh bagi aku, peserta, dan Adya sebagai pemberi materi karena tebal dan susah untuk dijahit dan dibalik sisinya :')
 

Tentunya setelah lelah menjahit-memalu-membalik ria, kita harus refill tenaga dooong. Alhamdulillah, October 18th dan seluruh peserta workshop bisa makan siang dengan supply Nasi Goreng Padang dari Bagindo Panda. Enak banget loh teman-teman :) Dikemas dengan simple sehingga kamu ga usah repot makannya. Porsinya juga mengenyangkan bangeeet dan kalau mau mesen tinggal hubungi instagramnya aja di @bagindopanda

Tapi Alhamdulillah, semua peserta bisa mengerjakannya dengan baik dan bahkan beberapa langsung jadi di tempat loh tanpa bawa PR :)
Nah ini deh hasilnyaaa


Nah, galeri lengkapnya bisa kamu cek di sini yaaa.
Happy crafting!



DIY Animals Storage Jar


Biasanya di rumah kita banyak kaaan botol bekas selai yang udah nggak kepake. Kalau kita punya adik kecil juga pasti banyak banget mainan-mainan yang udah jarang dimainin dan cuma disimpan di storage box aja. Naah gimana kalau kita make over botol bekas selai biar kelihatan lebih catchy, jadi bisa digunakan kembali untuk menyimpan printilan-printilanmu :)


Cara membuat :


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Untuk warna pylox, kamu bisa menggunakan warna apapun yang kamu suka ;) Di sini aku menggunakan warna silver metalik.

2. Tempelkan mainan binatang ke tutup jar menggunakan lem fox kuning. Cara ngelemnya : oleskan lem tipis-tipis ke kaki binatang, angin-anginkan sampai lem mengering (+/- 5 menit), lalu tempelkan ke tutup jar sambil ditekan-tekan agar lebih kuat.

3. Setelah mainan menempel di tutup jar, siapkan plastik sebagai alas untuk mengecat. Langkah selanjutnya adalah proses yang paling menarik dari project ini ;) Aku sarankan agar kalian mengerjakannya di ruangan terbuka yaa, misalnya di taman belakang rumah.

4.Semprotkan pylox dengan jarak +/- 30 cm dari objek yang akan diwarnai. Untuk lapisan pertama, tidak perlu terlalu tebal karena kita akan melapisinya sebanyak 2 kali. Tunggu sekitar 15 menit sambil diangin-anginkan agar catnya mengering. Setelah kering, semprotkan lagi sampai semua bagian mainan dan tutup jar terwarna secara merata.  Tips : agar tangan kamu tidak terkena cat, sebaiknya gunakan sarung tangan ya!


5. Voila! Jar selai kamu sudah berubah menjadi storage untuk menyimpan benda-benda kecil yang tentunya akan membuat meja belajarmu menjadi lebih rapi.


Selamat mencoba yaa! Kalau kamu sudah berhasil, jangan lupa upload ke instagram dan tag @oct18thstore agar aku bisa melihat hasil karyamu jugaa J

Playdate: Synthetic Leather Bucket Bag

Halooooo ❤️

Pada 19 Januari 2017 lalu, October 18th mengadakan playdate bersama beberapa crafter lainnya di Sudirman Street Day & Night Market, tepatnya di (mantan) offline store October 18th dulu :').  Nah, di playdate kali ini para crafter belajar cara membuat DIY synthetic leather bucket bag bersama Adya, owner dari Ikinoku Handmade (go follow @ikinoku_id on Instagram for the beauty of its custom notebooks and leather journals!). Peserta kali ini ada aku, Anne (brand Kyariikura), Shafira (brand Red Oak), Sani (brand Slussh), Desy (brand Puka), dan Tyas (intern Oct18th).

Sebelum bikin-bikin, kita menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu, seperti:


Setelah alat dan bahan sudah siap, Adya memberi contoh pola tas yang akan dibuat. Ukurannya kurang lebih sebesar kertas HVS A3. Para peserta kemudian memotong kulit sintetis sesuai ukuran yang diminta dan menggambar pola untuk bagian bawah bucket bag. Pola yang telah digambar kemudian dipotong dan voila! bagian bawah bahan kini mulai "berbentuk" dan siap untuk dijahit.


Menjahit bahan kulit ini ternyata tidak mudah teman-teman :'). Kita sempat nyoba jahit pakai mesin dan hasilnya...... susah :'''. Beberapa sampai nyerah dan mau minta jahitin ke tukang jahit aja wkwkw. Jadi.... menjahit kulit itu tidak seperti kain biasa yang langsung dapat dijahit dengan benang dan jarum, bahan kulit yang cukup tebal harus di"prong" terlebih dahulu sebelum dijahit. Apa itu "prong"? Prong merupakan pelubang jahit yang digunakan dengan cara dipaku di atas bahan kulit dan dialasi dengan cutting mat agar bagian ujung prong tidak mudah tumpul. Tujuan penggunaan prong ini tentunya untuk melubangi dengan rapi area yang akan dimasuki benang. Para crafter harus strong dan teliti juga agar prong benar-benar menembus bahan kulit tersebut.




Adya terlebih dahulu mempraktikan bagaimana cara menggunakan prong dengan baik. Kami, para pemula yang awalnya jaim saat memalu, lama-lama tidak sabar karena prongnya susah menembus kulit, sehingga terpaksa keluar juga sisi kuli-nya sampai sekali malu langsung tembus :p. Nah, saran aku sebaiknya mem-"prong" ini dilakukan di lantai, jangan di meja. Mengapa? Soalnya kalau di lantai lebih stabil dan kekuatan yang keluar lebih besar (dari pengalaman aku pribadi). Setelah lubang jahitan dibuat, tasnya bisa langsung dijahit dengan benang nilon, deh!


 Dalam pembuatan tas ini, diusahakan supaya lubang dan jahitan teman-teman rapi ya! Soalnya sayang banget kalau lubangnya berantakan karena bekas lubangnya akan cukup jelas terlihat. Jahitan (khususnya jahitan pada bagian bawah dan pegangan tas) juga jelas terlihat dari luar. Apalagi mengingat bahan kulit memiliki harga yang tergolong tidak murah, jadi kalau bisa harus dibuat se-perfect mungkin dan tentunya dengan sepenuh hati ❤️.

Setelah bagian utama tas dijahit, bagian atas tas bisa dirapikan dengan dilipat ke dalam dan dijahit menggunakan mesih jahit atau dibiarkan saja apabila potongan telah cukup rapi. Lalu, kita menjahit bagian handle atau pegangan tas. Pegangan tas terdiri atas tiga buah komponen, yaitu komponen yang menempel di bagian tubuh tas, pengait, dan tali tas. Komponen penghubung badan tas dengan handle dibuat dengan menggunakan bahan kulit yang sama.

Tali tas dapat dibuat dengan memotong bahan kulit secara memanjang. Saran aku, lebar talinya 1.5 cm aja, sedangkan panjangnya dapat disesuaikan dengan keinginan teman-teman. Tali kemudian  dipasangkan ke pengait.

Dan... akhirnya tiba juga di penghujung cerita. Setelah bagian tali dan badan tas selesai, bagian atas tas dilubangi dengan cara membuat empat lubang kecil di bagian depan dan belakang tas dengan menggunakan gunting/cutter/pembolong lainnya. Kemudian, mata itik dimasukkan ke lubang tersebut dan dikunci menggunakan pemecah. Hal yang sama dilakukan pada tujuh lubang lainnya. Saat mata itik telah terpasang semua, bagian tali serut dapat disisipkan di setiap lubang dan untuk mempermanis tas, dapat ditambahkan tassel pada ujung tali serut.



Nah, cukup lama (karena sambil gosip juga mungkin ya) dan butuh kesabaran (serta kekuatan :)) ya untuk membuat synthetic leather bucket bag ini. Jadi jangan heran kalau tas kulit dibandroll dengan harga yang cukup mahal karena selain dari harga bahan, prosesnya membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan ketelitian yang tinggi. 

Sekian dari October 18th. Selamat mencoba teman-teman! Semoga setelah mencoba kita dapat lebih mengapresiasi para pengrajin, terutama pengrajin kulit :) 

❤️